Friday, September 6, 2013

Parade Hidangan bersantan

Bismillah...

Menjelang awal bulan September, artinya monthly event Pawon Ibu bulan ini akan segera berakhir. Alhamdulillah, bisa ikut meramaikan, ramai banget malah. setor 4 boooo!!!! heheh...
Tak disangka, ternyata lumayan pengkonsumsi santan juga oiii. Gak pa pa yaaa, prinsipnya makan apa saja yang halal itu boleh, asal tidak berlebihan...Menjaga asupan makanan di masa muda untuk bekal kesehatan yang tetap prima di masa tua :)

Sebenarnya santan bukanlah makanan yang buruk, bahkan kaya akan zat besi. Kandungan mangan pada santan mencakup 110 % dari kebutuhan harian tubuh kita. Selain itu santan juga mengandung magnesium, pospor, potassiun, tembaga, selenium, seng, folat dan vitamin C. Juga sejumlah vitamin lainnya; vitamin E, K, thiamin, niacin, kolin, asam pantothenic dan kalsium. Oleh karenanya, National Heart Foundation dan American Heart Association tetap menganjurkan konsumsi santan dalam takaran wajar. (detik.com)

nah kaann..jadi mengapa musti takut, sehat kok, asal memperhatikan cara mengolahnya dan TIDAK BERLEBIHAN!! :)

Setoran pertama bertema santan ini sudah saya publikasikan di blog pada postingan sebelum ini. Tapi biar guyub rukun damai sentosa, marilah kita gabungkan masakan2 bertema santan yang sudah saya masak sebagai setoran monthly event pawon ibu

1. Ikan nila Acar Kuning
resepnya bisa dilihat pada postingan saya sebelumnya disini

2. Sambel Tumpang khas Kediri
Sambel yang satu ini juga menggunakan santan sebagai pelarut bahan. Sesuai permintaan suami, kali ini saya buat sedikit berbeda dari biasanya. Yup..saya buat seperti kuah tapi kental, khas sekali seperti beberapa tempat makan tumpang di kediri. Nasi beserta sayuran disiram dengan kuah sambel tumpang yang banyaaaak, hmm..so yummeeeehhhh!! :)


satu resep jadinya banyaaakkk, dan segitu banyak habis dalam sehari. Alhamdulillah ^_^
resepnya sedikit modifikasi dari resep pada postingan terdahulu, tapi santannya dibanyakin, dan karena santannya banyak maka pengentalnya pun juga ditambah.

150 gr tempe (sy padukan tempe bosok/semangit dengan tempe biasa, takaran sesuai selera, kalau sy biasanya pakai perbandingan 1:1)
5 buah cabe merah besar, buang bijinya
5 buah cabe rawit (bisa ditambah jika kurang pedas)
4 siung bawang putih
6 buah bawang merah
3 lembar daun jeruk
0,5 cm kencur
2 cm lengkuas
2 lembar daun salam
1 sdt gula, 1 sdt garam (kira2 yaa..bisa ditambah/dikurang agar pas)

secuil gula merah
1 genggam (50 gr) udang rebon
santan sekitar 500 ml (bisa ditambah/dikurangi sesuai selera)

air sekitar 150 ml
3 sdm munjung tepung maizena, larutkan dengan air

cara mengolah:
1. Bungkus tempe, bawang merah dan putih serta cabe dalam daun pisang, ikat lalu rebus hingga matang
2. Haluskan tempe. haluskan rebusan bumbu dengan gula, garam, kencur

3. Masak tempe, bumbu halus, daun salam, lengkuas, daun jeruk dengan air secukupnya hingga matang dan air mulai menyusut
4. Masukkan santan, masak hingga mendidih
5. Kentalkan dg larutan maizena



Sayuran (bisa apa aja sih):
sawi, petiki, rebus
pepaya muda, serut, remas2 dengan garam, cuci, rebus
Kacang panjang, rebus
Taoge, Rebus

Pelengkap :

Rempeyek/kerupuk puli
Tahu
Tempe
hmmm..tampak eksotis yah. asli wenaaakkk!! menghabiskan segitu banyak aja masih kurang. Ini masih proses membusukkan tempe, semoga senin bisa dipakai buat nyambel tumpang lagi. hehe..ketagihaaannn!! :D

3. Sayur Lodeh
Ada ga ya orang jawa yang belum pernah masak, even makan (ato sekedar ngincip), sayur lodeh? yup, sayur ini adalah sayuran yang merakyat di berbagai kalangan. Sayur bersantan yang terdiri dari bermacam-macam isian baik sayuran maupun daging2an, lauk ini cocok sebagai teman makan nasi atau lontong. Biasanya, saya bikin sayur ini dengan versi yang tidak pedas agar Tifa bisa ikut makan, ga repot musti nyiapin menu yang lain. Tapiii, karena pas mudik lebaran lalu bawa tiwul instan khas pacitan, akhirnya kali ini sayur lodeh saya bikin versi peddass. Di Nganjuk, daerah asal saya, sampai saat ini masyarakat di pegunungan masih setia mengkonsumsi tiwul sebagai makanan pokok, adakalanya dicampur dengan nasi. Nahh, sayur yang pas untuk menemani si tiwul yang rasanya cenderung hambar adalah sayur lodeh super pedas. Meski rasa tiwul instan jauh dari rasa tiwul segar, tapi lumayan lah mengobati rasa rindu menyantap hidangan khas desa.

Resep sayur lodah kayaknya fleksibel banget ya, banyak variannya yang tentunya masing-masing menghasilkan citarasa yang khas. Pun dengan resep sayur lodeh ala saya ini, resep asli dari Ibu dengan penyesuaian bahan dan selera. Karena suami doyan banget ma cecek atau kulit sapi, jadilah lodeh di rumah kami menggunakan cecek sebagai salah satu bahan utama.

bahan : (isian sesuai selera ya)
kacang panjang, potong2 5 cm
1 buah terong, kupas berseling, potong2, rendam dalam air
250 gr kulit sapi, rebus hingga lunak, dinginkan, potong2
3 buah tahu, potong2, rebus hingga matang
1/4 papan tempe, potong2, rebus hingga matang
Santan encer
Santan kental

bumbu :
5 siung bawang putih, iris tipis
3 buah bawang merah, iris tipis
2 buah cabe merah, buang bijinya, iris serong
2 buah cabe hijau, iris serong
10 buah cabe rawit, iris serong
2 cm lengkuas
2 lembar daun salam
1/2 sdt terasi matang
2 sdt ebi
gula dan garam secukupnya

Cara mengolah :
1. Tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum
2. Masukkan semua cabe, lengkuas dan daun salam. masak hingga cabe layu dan matang
3. Masukkan santan encer, tunggu hingga mendidih sambil sesekali diaduk lalu masukkan kacang panjang. Masak hingga setengah matang
4. Masukkan terong, kulit sapi, tahu dan tempe. Masak hingga mendidih kembali, bumbui dengan gula, garam, terasi dan ebi
5. Masukkan santan kental, sesekali aduk hingga mendidih, icipi dan masak hingga semua bahan matang. Matikan api

Nutrisinya sudah lengkap, jadi tidak perlu memasak lauk lain. Cukup nasi atau tiwul dan krupuk! :)

4. Bubur Kacang Hijau
Fiuuu...akhirnya sampai pada hidangan ke-4. butuh berhari hari boo untuk nulis gini di blog *sigh
eh, ga ding, aslinya 2+1 hari, kepending karena ga sempat buka kompie. harap maklum ya, baru bisa ngadep kompie setelah anak2 tidur dan cucian beres, blm lagi kalo musti masak buat makan malam. Mana beberapa hari lalu Fawwaz rewel banget, akan tumbuh gigi jadi mungkin ngerasa something new yang ga nyaman di tubuhnya, jadi pola rewelnya pun berbeda dari biasanya. *lahh..malah curcoll :p. 

Yup, setoran ke-4 ini, saya bikin bubur kacang hijau khas surabaya. Kacang hijau-nya tampil agak tidak biasa, karena setelah direbus hingga sangat lunak, si kacang hijau kemudian dikentalkan dengan sedikit tepung beras. Pun demikian dengan kinca santannya, agak kental karena ditambah dengan larutan tepung beras juga. 

Cara pembuatan burkangjo ini hasil mengingat-ingat resep burkangjo-nya mbak Myrna recy, thanks ya mbak, jazaakillah khair :) untuk perasa tambahan bisa disesuaikan dengan selera, kali ini sy tambahkan kayu manis dan jahe, perpaduan yang pas untuk dikonsumsi orang rumah yang saat itu lagi pada sakit

bahan bubur:
250 gr kacang hijau
air secukupnya untuk merebus
4 cm kayu manis
1 ruas jahe, keprek
2 lembar daun pandan
9 sdm munjung gula pasir (sesuaikan ma selera yaa)
1/2 sdt garam
3 sdm tepung beras, larutkan dengan air

cara membuat :
1. Panaskan air hingga mendidih, masukkan kacang hijau. Jika air mulai menyusut, tambahkan air lagi. Masak hingga kacang hijau empuk
2. Masukkan kayu manis, jahe, gula, garam. Aduk hingga aromanya keluar, cicipi untuk menyesuaikan dengan selera
3. Masukkan larutan tepung beras, aduk-aduk hingga mengental. Angkat

bahan kinca :
1 bungkus santan instan (65 ml) tambahkan air secukupnya
3/4 sdt garam
2 lembar daun pandan
2 sdm tepung beras, larutkan dengan air

cara membuat :
1. Panaskan santan bersama garam dan daun pandan hingga mendidih
2. kentalkan dengan larutan tepung beras

Hidangkan bubur kacang hijau bersama kuah santan 

Alhamdulillah selesaiiiiiiii

Semoga bermanfaat yaaa :)


No comments:

Post a Comment